“Mimpi, Harapan
dan Wujud Nyata Pemuda Sarjana Dalam Membangun Diri dan Masyarakat Desa” adalah
sebuah jargon (suatu ungkapan yang memiliki makna) yang aku buat sendiri. Entah
mengapa jargon itu tiba-tiba muncul dalam pikiranku dan kemudin aku tuangkan
dalam bentuk gambar. Namun makna dan arti dari jargon tersebut belum pernah
terpikirkan sampai dengan malam hari setelah pagi harinya aku tuangkan jargon
itu dalam bentuk gambar,ketika itu ak sedang tidak bisa tidur karena serangan
migrain yang entah kenapa bisa muncul lagi setelah sekian lama tidak kambuh.
Saat menahan rasa sakit di kepalaku dan untuk mengalihkan perhatian agar tidak
terlalu terasa sakit maka arti dan makna jargon itu muncul. Dan muncul pula ide untuk menulisnya di blog setelah sekian lama tidak pernah membuka dan posting di blog karena sikontol panjang (situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan) yang tidak memungkinkan.
Aku memang
bukan orang cerdas, bukan pula sastrawan atau pujangga yang begitu mengeluarkan
kata-kata langsung terpikir maknanya atau mungkin memikirkan makna dulu baru
mengeluarkan jargon. Aku bukan pula filsuf yang jargon dan kata-katanya sangat
hebat dan mampu mempengaruhi hidup banyak orang. Aku hanya Peserta Program
Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) dari Kemenpora RI. Namun
jargon ini muncul dari pemikiran sendiri karena kerap mendengar keluh kesah
temanku sesama PSP3 yang selalu bilang bosan, jenuh, dan bahkan stress. Aku
juga bingung kenapa mereka merasakan seperti itu, padahal aku dalam kondisi
yang sama dengan teman-temanku itu, atau mungkin memang aku sudah terbiasa
dengan kondisi seperti ini bahkan lebih buruk dari yang sekarang? Entahlah,
yang jelas pikiran postif, ikhlas, dan rasa tanggung jawab akan tugas yang
diemban oleh ku menjadi motivasi sendiri yang membuat aku tidak pernah
mengatakan dan jangan sampai mengeluh.
Apapun itu
yang utama disini aku ingin menulis apa makna dan arti dari jargon Mimpi,
Harapan dan Wujud Nyata Pemuda Sarjana Dalam Membangun Diri dan Masyarakat
Desa” yang mungkin dapat menginspirasi dan menumbuhkan motivasi. Jargon itu
terdiri dari kata-kata yang semiliki arti sendiri dan saling berhubungan.
Jargon ini mengambarkan sebuah proses tujuan dan manfaat dari program PSP3. Apa
itu? Mari kita simak.
Mimpi : menurutku mimpi adalah sebuah angan – angan
yang masih sangat jauh dari kenyataan namun masih memiliki kemungkinan
terwujud. Mimpi disini dianalogikan ketika kita masih sekolah, dimana kita
mempunyai mimpi ingin memajukan, membangun, dan memperbaiki diri demi
memperbaiki kondisi masyarakat sekitar kita meski intensitasnya masih sangat
kecil. Kita sering mendengar keluh kesah orang tua tentang kondisi sosial
ekonomi dan kemasyarakatan di lingkungan kita.
Harapan : menurutku harapan
adalah angan-angan yang kemungkinan terwujudnya semakin besar karena sudah ada
jalan menuju terwujudnya angan-angan tersebut. Harapan ini banyak muncul saat
kita menjadi mahasiswa, dimana kita sudah memiliki pemikiran yang lebih dewasa.
Bahkan mahasiswa sering menunjukkan harapan tersebut dengan cara demonstrasi
yang berujung pemaksaan dan keributan. Sampai kita lulus dan bertitel Sarjana
harapan membangun diri dan masyarakat mulai terbuka lebar. Apalagi ketika ada
program PSP3, lalu kita mendaftar dan lolos untuk di tempatkan di desa
penempatan masing-masing.
Wujud Nyata : adalah implementasi apa
yang kita dapatkan di dunia pendidikan dan masyarakat sekitar kita untuk kita
gunakan dalam membangun diri dan masyarakat di tempat lain. Sederhananya
mengaplikasikan apa yang sudah kita dapatkan selama ini untuk kemajuan diri
sendiri dan untuk orang lain. Lebih sederhana lagi “Mengabdi Ke Masyarakat”.
Tugas PSP3 secara sederhana adalah membangun pedesaan dengan segala hal potensi
diri dan potensi daerah penempatan semaksimal mungkin.
Jadi
Program PSP3 adalah jalan guna mewujudkan mimpi dan harapan kita sebagai pemuda
sarjana terpilih guna membangun diri sambil membangun masyarakat di desa.
Sangat besar manfaat dari program ini bagi pemuda yang katanya intelektual,
dimana para pemuda sarjana tidak diarahkan untuk menjadi pegawai di suatu
instansi atau kantor tertentu. Akan tetapi diarahkan untuk mandiri dengan
ditempatkan jauh dari daerah asal, berwirausaha, dan membuka lapangan pekerjaan
di daerah penempatan. Itulah yang dimaksud “Membagun Diri dan Masyarakat Desa”.
Rule dan
alur yang sedang kita laksanakan sudah jelas, jadi apa yang menyebabkan teman-teman
ku selalu berkeluh kesah? Mungkin karena hati belum didasari berbakti kepada
masyarakat. Memang susah untuk melakukan sesuatu bukan karena hati, kebanyakan
karena money oriented. Padahal yang namanya membangun diri dan mengabdi ke
masyarakat jiwa sosialnya harus lebih tinggi daripada profit atau money
oriented. Ditambah rasa tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas
sekecil apapun harus di tanamkan. Mungkin program PSP3 tidak seperti yang kita
bayangkan, tapi jika kita membiasakan bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas sekecil apapun maka segala kekesalan dan kekecewaan terhadap pengelolaan
program PSP3 yang carut marut oleh pemerintah pusat akan dapat ditekan meski
tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Aku teringat sebuah kata dalam Sandi Adat
Ambalan Ksatria Kendalisada milik DKC Banyumas yang menjadi landasanku dan
teman-temanku saat aku masih di DKC Banyumas, yaitu “Menghindar dari tanggung jawab bukanlah sifatnya”, itulah yang selalu mendasari aku
selalu berusaha bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sekecil apapun
apalagi tugas besar dam mulia dari negara.
Profit
yang kita dapatkan dari melaksanakan program ini kita tempatkan sebagai reward
bagi kita, bukan tujuan utama, karena PSP3 adalah pengabdian kepada masyarakat.
Diniatkan sebagai ibadah akan menjadikan pikiran kita lebih tenang. Aku kembali
ingat kata dalam sandi adat Ksatria Kendalisada yang berbunyi “Menolong tanpa sombong, Merangkum buana alam
semesta dengan kasih, Mengalirkan air kehidupan sebagai seorang patriot
bangsa”. Dengan PSP3
mari kita menjadi generasi muda yang bisa merubah bangsa ini kedepan menjadi
bangsa yang lebih baik dan kuat. Bekerja di instansi pemerintah (PNS, wakil
rakyat, pejabat negara dan publik) kalau tidak didasari semangat pengabdian dan
patriotisme maka yang terjadi adalah KKN.
Ah…kok
malah ngelantur ngomongnya, oke lah itu hanya sebuah jargon dari orang yang
bernama Nuzul Wahyudi, sebuah ungkapan atau jargon yang biasa-biasa saja. Tapi
semoga bermanfaat bagi teman-teman seperjuangan maupun teman-teman yang lain
meski sangat sedikit. Karena prinsip pengabdian adalah “Setitik Bhaktimu
mungkin tak berarti, namun Keihklasanmu sangat berarti”. Mari kita wujudkan
“Pemuda Maju, Olahraga Jaya, NKRI Harga Mati”. Semangat teman-teman PSP3!!
Semangat 55!!