Kamis, 07 Juni 2012

Dibalik Judul Film Glory Jane

 Bagi penggemar film drama Korea pasti tau dengan drama Korea yang berjudul Glory Jane. Drama ini sebenarnya juga mempunyai Judul lain dalam Bahasa Inggris, yaitu Man Of Honor. Young Kwang ui Jae In (Hangul: 영광 의 채인) adalah judul drama ini dalam Bahasa Korea. Film Drama ini berkisah tentang perjalanan hidup dan cinta dua sejoli bernama Kim Young Gwang (Hangul: 김영광) yang diperankan oleh Chun Jung Myun (Hangul: 천중뮨), dengan wanita cantik bernama Yun Jae In (Hangul : 윤재인) yang diperankan oleh Park Min Yeong (Hangul: 박민영). Sebelum membintangi film ini, dua film Park Min Yeong sudah pernah tayang terlebih dahulu di Indonesia, yaitu Sungkyunkwan Scandal (2010) berperan sebagai Kim Yun Shik aka Kim Yun Hee bersama Micky YooChun (Hangul: 믹키 유촌) dan City Hunter  bersama Lee Min Ho (Hangul: 이민호) berperan sebagai Kim Na Na (2011).

Seperti film drama Korea yang lain, pasti memiliki banyak judul lain. Baik dalam bahasa Inggris maupun yang lain termasuk bahasa Cina disamping judul asli dalam Bahasa Korea. Film ini pun memiliki tiga judul yang berbeda namun memiliki makna yang hampir sama. Dua judul dalam Bahasa Inggris dan satu judul menggunakan Bahasa Korea dan sebagai judul asli film drama ini.

Cerita dan judul film ini memang sangat sesuai. Bagaimana bisa disebut sesuai??? Mari kita bahas. Judul asli film drama ini dalam Hangul adalah 영광의재인, jika menurut versi alih aksara yang disempurnakan (Revised Romanize) adalah Yeong Gwang Ui Jae In. Ini sesuai dengan nama tokoh utama dalam film ini, yaitu Yeong Kwang yang memiliki nama panjang Kim Yeong Kwang dan Jae In yang memiliki nama panjang Yun Jae In. Selain sesuai dengan nama tokoh utamanya, kalimat Yeong Kwang Ui Jae In dalam bahasa Korea kurang lebih berarti "Pengakuan Terhadap Kemuliaan". Judul ini sesuai dengan maksud atau pesan yang akan disampaikan oleh pembuat film, yaitu didedikasikan untuk menghormati orang hidup dengan jalan kemuliaan dan cinta.

Judul lain dalam Bahasa Inggris adalah Man Of Honor. Artinya adalah "Orang Yang Terhormat". Dimana di dalam film terkandung pesan bagaimana menjadi orang yang terhormat, rela berkorban, dan kesetiaan. Dalam film ini kita bisa melihat bagaimana Kim Yeong Kwang berusaha keras menjaga kehormatanya sendiri, ayahnya, keluarganya dan Jae In. Meskipun dia bukan dari keluarga kaya, dia tidak minder dan tetap percaya diri dan gigih dalam berjuang. Yeong Kwang menerima Jae In dengan tangan terbuka dan tidak malu meskipun Jae In adalah adik tirinya hasil hubungan gelap ayahnya dengan wanita lain (walaupun ini hanya salah paham). Bahkan ayahnya yang telah berbuat jahat terhadap Jae In, Kim Yeong Kwang tetap membela ayahnya dan berusaha mengembalikan nama baik ayahnya serta mengembalikan posisi Jae In ke tempat semula meski nyawa taruhanya. Kim Yeong Kwang juga harus menahan perasaanya cintanya kepada Jae In ketika dia belum tahu kalau  Jae In bukan adiknya. Meski harga dirinya terus menerus diinjak-injak tapi Yeong Kwang tetap tidak menyerah menghadapi lawanya-lawanya. Bahkan dengan kegigihanya dia mendapatkan banyak teman dan sahabat yang mencintainya dan senantiasa membantunya termasuk Jae In. Ini menunjukkan bahwa meski Yeong Kwang bukan dari keluarga terhormat dan terpandang, tapi sikap dan sifatnya menunjukkan kalau dia orang yang terhormat.

Selain Man Of Honor, film ini juga disebut Glory Jane, dan judul inilah yang populer di Indonesia karena film ini tayang dengan judul tersebut di Indonesia. Glory Jane artinya adalah "Kemuliaan Jane". Jane adalah yang diucapkan orang yang menggunakan Bahasa Inggris untuk Jae In, dengan kata lain berarti "Kemuliaan Jae In". Benar adanya memang, karena selain menunjukkan kegigihan Yeong Kwang untuk menjadi orang yang terhormat, film ini juga menggambarkan kemuliaan hati seorang Yun Jae In selain wajahnya yang cantik (aslinya emang Park Min Yeong cantik hehehehehehe....) juga berhati mulia. Dimana diawal film ini kita bisa melihatnya, saat dia masih kecil dia tidak membedakan teman dan mau berteman dengan siapa saja. Meski Kim Yeong Kwang adalah anak dari supir ayahnya, dia tetap menerima Yeong Kwang sebagai temannya, bahkan menyukainya. Mungkin sifat ini diturunkan dari ayah dan ibunya. Ayah dan Ibu Jae In telah menganggap keluarga Kim In Bae (ayah Yeong Kwang) sebagai keluarga sendiri.

Dalam Drama ini Yun Jae In bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit setelah dia mengalami kecelakaan dan hilang ingatan. Jae In adalah perawat yang sangat memegang prinsip seorang perawat, yaitu tidak membedakan pasien. Bahkan Jae In adalah perawat yang paling populer karena kebaikkanya dan keberanianya dalam menentang kepala perawat yang tidak suka dengan prinsip Jae In. Hal ini ditunjukkan pertama kali saat Kim yeong Kwang masuk rumah sakit bersama Seo In Wo akibat kecelakaan pada saat pertandingan baseball (keduanya sama-sama pemain baseball). Seo In Wo yang lebih kaya dan lebih populer dari Yeong Kwang mendapatkan prioritas perawatan, padahal cederanya tak separah Yeong Kwang yang mengalami gegar otak. Saat perawat bahakan semua orang memperhatikan In Wo, hanya Jae In yang mau menolong Yeong Kwang meski pada saat itu dia sedang ditugaskan mengecek stok obat, namun ada orang  yang memanggil minta pertolongan. Dengan nalurinya sebagai perawat tanpa memperdulikan resiko karena melalaikan tugasnya dia menghampiri Yeong Kwang. Melihat kondisi Yeong kwang yang sangat kritis dia berani menerobos masuk ruang operasi Seo In Wo untuk memberitahukan keadaan Yeong Kwang. Tidak sampai disitu, saat Jae In sedang dikejar waktu pergi ke kota Seoul untuk mengikuti ujian nasional keperawatan, Jae In menyempatkan diri mendonorkan darahnya untuk Yeong Kwang yang membutuhkan darah untuk operasinya, dimana pada saat itu stok darah dengan tipe darah Yeong Kwang sedang habis. Kebetulan tipe darah mereka sama (O Rh-), akibatnya Jae In malah pingsan dan terbangun saat hari sudah siang sehingga dia gagal mengikuti ujian.

Yun Jae In juga pernah menolong seorang kakek yang miskin  dan kumuh saat kakek tersebut berobat, bahkan membayar biaya pengobatanya serta masih memberikan uang kepada kakek itu. Karena kebaikan Jae In kakek tersebut menghadiahi sebuah kalung dengan bandul berbentu kunci. Sebenarnya kalung itu adalah hadiah ultah Jae In dari ayahnya yang ditemukan oleh kakek itu di tong sampah karena dibuang oleh Jae Myung. Kakek itu mengatakan kalau kalung itu akan menhadi kunci terwujudnya 3 permintaan Jae In yaitu ingin menemukan keluarganya (keluarga Kim Yeong Kwang dan Ibunya), ingin menjadi perawat yang handal, serta ingin mengalami cinta sejati. Jae In juga membantu keluarga Kim Yeong Kwang yang sedang kesulitan dana dengan memberikan semua tabungan dan gajinya bahkan bersedian keluar dari pekerjaanya sebagai perawat meskipun saat itu anggota keluarga Yeong Kwang (kecuali Yeong Kwang, nenek dan Ayahnya) tidak menerima kehadiranya, bahkan Jae In dituduh sebagai penyebab kematian ayah Kim Yeong Kwang. Namun Jae In tidak membenci mereka bahkan terus berusaha dan akhirnya diterima.

Saat Jae In mengetahui bahwa ayah Kim Yeong Kwang bukan ayah kandungnya dan bahkan ayah Yeong Kwang yang menyebabkan Jae In hidup di panti asuhan selama 17 tahun dan dituduh menculik Jae In, namun Jae In tetap tidak membenci mereka. Bahkan sempat Jae In berfikir bahwa kenyataan itu adalah bohong karena saking sayangnya dia kepada keluarga Yeong Kwang. Meski dia terus ditekan agar tidak berhubungan lagi dengan keluarga Yeong Kwang, namun dia tetap tidak bisa melupakan mereka, terutama Yeong Kwang dan neneknya yang sangat menyukai Jae In dari awal. Jae Injuga pernah membelikan sepatu untuk ibu Yeong Kwang meskipun ibu Yeong Kwang sangat membenci Jae In dan mengembalikan sertifikat toko mie ibu Yeong Kwang yang direbut oleh Seo Jae Myung. Yang lebih mengesankan lagi, Jae In pernah menolong orang yang mau menculiknya (Seo In Chul) dan membuat hati orang tersebut yang tadinya dingin dan keras menjadi luluh dan lebih lembut, malah membantu Jae In dalam merebut perusahaan ayah Jae In meski terkandung maksud terselubung.

Setelah melewati berbagai macam kejadian dan penderitaan hidup, akhirnya Jae In mendapatkan 3 hal yang menjadi keinginanya. Yang pertama bertemu dengan keluarganya, yaitu keluarga Yeong Kwang yang sudah dianggap keluarga oleh orang tuanya, serta bertemu ibunya yang 17 tahun koma, bertemu Seo In Wo yang menyayangi dan melindungi Jae In. Kedua Jae In menjadi perawat yang handal, dimana dia selalu merawat ibunya yang terbaring koma sampai akhirnya sadar. Yang ketiga adalah cinta sejati, yaitu dengan Kim Yeong Kwang, mereka saling menyukai setelah mereka bertemu pertama kali saat mereka sudah besar di rumah sakit tempat Yeong Kwang dirawat. Bahkan cinta mereka sudah bersemi saat pertama kali mereka bertemu saat masih kecil.

Dari tokoh Jae In ini kita bisa mengambil sisi positif bahwa kemuliaan hati yang kita lakukan, kebaikan yang kita lakukan dengan tulus ikhlas tanpa pamrih, pasti akan memberikan manfaat di kemudian hari, entah di dunia maupun di akhirat. Seperti Jae In yang ketiga keinginanya terkabul.

Baik Yeong Kwang Ui Jae In, Glory Jane, Man Of Honor memiliki inti yang sama, yaitu berbicara tentang kemuliaan dan kehormatan. Dimana Kemuliaan dan Kehormatan tidak bisa dipisahkan seperti Yeong Kwang (Kemuliaan) dan Jae In (Pengakuan). Meski mereka sempat dipisahkan dalam waktu 17 tahun, bahkan Jae In sampai kehilangan ingatanya, mereka akhirnya dipersatukan kembali. Secara istilah arti Yeong Kwang adalah Kemuliaan, dan Jae In adalah Pengakuan. Siapa saja yang mengakui kemuliaan, dengan kata lain hidup dengan kemuliaan, orang itu akan terhormat. Orang yang ingin terhormat harus hidup dengan Kemuliaan. Dari sini kita juga bisa belajar bahwa orang Korea jika membuat sesuatu pasti dipikirkan sampai sedetail-detailnya, mulai dari judul, ceritanya serta pesan moral yang akan di berikan. Hal ini sudah terjadi beberapa ratus tahun yang lalu ketika Raja Sejong meniptakan Aksara Hangul, yang diciptakan berdasarkan pengetahuan, penelitian dan maksud yang direncanakan dengan matang dan cermat. Bahan film Korea sekelas Sex Is Zero yang didalamnya terdapat banyak sekali adegan syur, namun memiliki pesan moral yang sangat bagus dan berguna. Saya yakin Orang Indonesia pun tidak kalah, cuma mungkin dalam menyampaikan pesan moral pada suatu film kebanyakan masih sangat kurang, dan pemahaman penonton yang kurang juga.

Demikian sekilas pembahasan judul film dengan alur cerita serta pesan moral yang terkandung didalamnya. Hendaknya kita menonton film tidak hanya melihat dari sisi ceritanya bagus atau tidak, pemainya cantik dan cakep atau tidak, tapi ambil pesan dan hikmah dari film tersebut.

 "Jadikan film sebagai Madrasah, karena di dalam Madrasah terdapat Hikmah" (Ir. H. Didi Rudwianto, SH., M.Si.).

Dan Penulis mohon maaf jika pembaca bingung dengan jalan ceritanya, karena tulisan ini bukan membahas sinopsis, tapi membicarakan tentang hubungan judul dan cerita tokohnya yang bisa kita ambil hikmahnya.

Tidak ada komentar: