Senin, 18 Juni 2012

Kelahiran dan Kematian Gatotkaca

Lahir dan mati karena konspirasi, itulah Gatotkaca, Ksatria dari Pringgondani. Sebenarnya Gatotkaca yang konon katanya punya otot kawat tulang besi sanggup menghabisi seluruh balakurawa sendirian. Kesaktiannya yang ditempa Dewata di kawah Candradimuka di puncak Gunung Jamurdipa membuat Gatotkaca memiliki ilmu kanuragan yang jauh melebihi tokoh lainnya. Dikisahkan Gatotkaca hanya bisa ditandingi oleh Sitija,Putra  Batara Wisnu. Memiliki ayah dari kasta Ksatria dan ibu dari golongan Raksasa membuat Gatotkaca memiliki  kesaktian yang terasah dengan baik.

Kelahiran Gatotkaca pada awalnya adalah salah satu konspirasi dari Dewata untuk menghadapi kaum raksasa yang ingin menggulingkan tahta Kahyangan. Konon, kesaktian kaum raksasa hanya dapat dikalahkan oleh makhluk yang memiliki kesaktian dan kecerdikan di saat bersamaan. Dan ini hanya dapat dimiliki oleh manusia yang terlahir dari perkawinan Ksatria dengan kaum Raksasa. Karena itulah Dewata menyusun skenario agar Bima menikahi Arimbi yang nantinya akan menjadi orangtua Gatotkaca. Dewata pun tidak akan bisa menghadapi kesaktian Gatotkaca. Karena itulah para dewata selain memberikan kesaktian yang maha dahsyat kepada Gatotkaca, dewata juga menciptakan senjata sakti sebagai alat penghancurnya agar para dewata tetap dapat mengontrol perilaku Gatotkaca.

Satu-satunya senjata yang dapat membunuh Gatotkaca adalah Panah Kuntawijayandanu yang karena kesalahan dewata jatuh ke tangan Adipati Karna, salah satu kerabat Kurawa dan merupakan kakak satu ibu dari Pandawa. Adipati Karna yang dikenal juga dengan sebutan Suryaatmaja atau Surya putra mendapatkan Senjata Panah Kuntawijayandanu dengan bantuan ayahnya Batara Surya. Pada saatnya nanti Gatotkaca akan mati dengan panah ini di medan perang Bharatayudha.

Karena sejak kecil Gatotkaca telah dididik keras dan mendapatkan tugas yang sangat berat untuk menjaga kedamaian negeri Amarta dan sekitarnya, serta negara yang di pimpinnya sendiri, hal ini menyebabkan dia tidak memiliki masa kecil yang lazim seperti anak-anak Pandawa lainnya. Setelah satu tahun dilahirkan, Gatotkaca sudah harus mencabut leher seorang raksasa. Dengan wujud pemuda perkasa meskipun umurnya baru satu tahun yang artinya masa kecil Gatotkaca sudah direnggut. Lebih mudah bagi Gatotkaca untuk mencabut leher raksasa daripada mengungkapkan isi hatinya. Tidak seperti kebanyakan tokoh wayang lainnya, Gatotkaca hanya memiliki satu pasangan yaitu Pregiwa. Terlalu keras menjalani kehidupannya membuat hati Gatotkaca sekeras batu.

Mungkin orang melihat Gatotkaca sebagai sosok yang angkuh, namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar. Dia sangat perhatian kepada orang-orang yang dicintainya. Ibunya, pamannya Kalabendana bahkan sepupunya sendiri Abimanyu bahkan melebihi kepada kakak maupun adiknya sendiri. Angkuhnya perilaku Gatotkaca mungkin muncul karena dia merasa harus selalu kuat untuk menjalankan tugasnya untuk mengamankan kerajaan selama ditinggal oleh Pandawa untuk menjalani masa pembuangan.

Gatotkaca adalah sosok pribadi yang menjalankan tata krama tanpa terlihat seperti merendahkan diri sendiri. Dia sadar betul posisinya dan dia tahu bagaimana cara memperlakukan orang lain. Seperti ayahnya Werkudara, Gatotkaca tidak pernah berbicara dengan bahasa halus. Baik itu berbicara dengan Kresna, orangtuanya, bahkan kepada Dewata. Angkuh tetapi tidak sombong, selalu menilai orang lain dari perbuatan mereka.

Gatotkaca memiliki rasa setia kawan yang sangat besar. Pernah suatu ketika dia harus menutupi kebohongan Abimanyu yang hendak menikahi wanita lain. Meskipun tahu bahwa Abimanyu telah berbuat salah, namun Gatotkaca tetap berusaha membelanya bahkan sampai berujung kepada kematian paman yang paing dia sayangi yaitu Kalabendana.

Dalam perang Bharatayudha, Gatotkaca tidak diperbolehkan turun ke medan perang secara langsung. Dia hanya berjaga-jaga dari udara untuk memastikan tidak ada penyusup masuk mengganggu perang suci tersebut. Gatotkaca hanya boleh turun apabila dipanggil oleh Kresna. Hingga pada saatnya tiba, Kresna memerintahkan Gatotkaca menyerang pasukan Kurawa. Sebenarnya posisi Pandawa masih dapat bertahan, namun turunnya Gatotkaca selain untuk melemahkan pasukan musuh tetapi juga sebagai pancingan agar Karna melepaskan panah Kuntawijayandanu. Hanya dengan tombak inilah Arjuna dapat dikalahkan oleh karna. Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Kresna untuk mengamankan posisi Arjuna, sepupu sekaligus adik iparnya. Sebelumnya Gatotkaca tahu bahwa ajalnya sudah dekat namun dia tetap menjalankan perintah dari Kresna demi menyelamatkan pamannya, Arjuna. Dan sebagai kebanggaan dia menjadi pemimpin pasukan Pandawa seperti ayahnya, orang yang paling diteladani dan ditiru oleh Gatotkaca. Lahir karena konspirasi, mati pun juga karena konspirasi.

Banyak hal yang sangat unik dari gatotkaca termasuk sisi lemahnya sebagai manusia disamping kekuatannya sebagai seorang ksatria

Tidak ada komentar: